BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan
satu bentuk agenda reformasi pendidikan di Indonesia yang menjadi sebuah
kebutuhan untuk memberdayakan peranan sekolah dan masyarakat dalam mendukung
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara esensial
Manajemen Berbasis Sekolah menawarkan diskursus ketika sekolah tampil secara
relatif otonom, dengan tidak mereduksi peran pemerintah, terutama dalam bidang
pendanaan.
Hal tersebut tentunya akan berakibat
pada mutu pendidikan. Apabila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada
pimpinan dari para profesional pendidikan. Manajemen mutu merupakan sarana yang
memungkinkan para profesional pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan
perubahan yang akan bermuara pada sistem pendidikan bangsa kita. Dan lebih
jelasnya kami akan membahasnya dalam makalah kami.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu manajemen strategi sekolah?
2.
Bagaimana Penggunaan
Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu?
3.
Penerapan apakah yang digunakan Model MBS Meningkatkan Mutu Sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Strategi Sekolah
menurut
Yuwono dan Ikhsan (2004:1) biasanya dihubungkan dengan pendekataan manajemen
yang integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen seperti
planning, implementing, dan controling dari strategi bisnis. Dalam manajemen
strategik pada dunia pendidikan menggunakan konsep strategik untuk lebih
mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Ansof berpendapat bahwa, manajemen strategik ialah
suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen,
mengondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara
yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat perusahaan
(sekolah) menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.
Manajemen
strategik khususnya pada strategi kebijakan dapat dilakukan jika keputusan
merupakan keputusan bersama, bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih
dari alternatif terbaik. Konsep strategik ini melibatkan secara langsung semua
manager di semua level dalam planning dan implementasinya. (dalam sekolah
meliputi : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, tenaga
kependidikan,wali kelas dan personal kelas).
Menurut
Pearce dan Robinson (1991:9) manajemen strategik memiliki keuntungan :
1.
Kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan sekolah menghindari
masalah
2.
Keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya merupakan keputusan
alternatif terbaik
3.
Keterlibatan pegawai dalam memformulasikan keputusan akan
meningkatkan pemahaman mereka dan meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Manajemen
strategis dalam manajemen sekolah adalah suatu pendekatan yang sistematik dalam
menyelenggarakan programnya untuk mencapai tujuan sekolah. Unsur-unsur strategi
dalam manajemen sekolah bertitik tolak pada ruang lingkup atau batasan di mana
sekolah itu bergerak, menetapkan mutu layanan belajar, mutu lulusan yang
dihasilkan, memenuhi keinginan masyarakat akan mutu pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah. Bagaimana posisi majemen strategik dan implementasi
strategik dalam manejemen strategik dapat dilihat dalam skema :[1]
Perumusan
Visi dan Misi Asesmen Lingkungan Perumusan Tujuan Khusus Penentuan Strategi.
1.
Perumusan Misi yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya
bereksistensi
2.
Asesmen lingkungan eksternal yaitu mengakomodasi kebutuhan
lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah
3.
Asesmen organisasi yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumberdaya
sekolah secara optimal
4.
Perumusan tujuan khusus yaitu penjabaran dari pencapaian misi
sekolah yang ditampakan dalam tujuan tiap-tiap mata pelajaran
5.
Penentuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediaka anggaran, sarana dan
prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.
Perumusan
Visi dan Misi Asesmen Lingkungan Eksternal Proses Formulasi Strategi
1.
Visi dan Misi sekolah
Visi sekolah
adalah sebuah agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas
sekolah. Dalam konteks sekolah visi dirumuskan oleh jajaran sekolah dalam rapat
kerja yang finalnya dirumuskan oleh pejabat terkait dalam sekolah. Dengan
demikan visi sekolah adalah agenda tujuan yang terdiri dari dorongan, ruang
lingkup, persyaratan, prioritas, implikasi, tindakan, kecakapan atau kemampuan
melihat dan memahami untuk berimajinasi dalam mempersiakan masa datang.[2]
Misi sekolah adalah aspirasi kepala sekolah,
guru tenaga kependidikan, dan masyarakat sekolah lainnya yang akan dijadikan
elemen fundamental penyelenggaraan program sekolah dalam pandangan sekolah dengan
alasan yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai sekolah.
2.
Tujuan dan Target sekolah
Tujuan sekolah
dilihat dari sudut manajemen strategik adalah memberikan pengarahan dengan cara
menggambarkan keadaan masa akan datang yang menghasilkan kesepakatan umum
merupakan sumber legitimasi yang membenarkan setiap kegiataan sekolah mengenai
misi dalam menentukan bidang kerja, macam dan volume pekerjaan yang harus
dilakukan dan senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh sekolah, serta
eksistensi sekolah itu sendiri.
3.
Penentuan strategi Organisasi Sekolah
Ada 2 tingkatan dalam strategi organisasi
dalam majemen bisnis :
a. Sociental adalah bagaimana organisasi
bermaksud untuk berfungsi sebagai anggota dekat komunitas, masyrakat, negara,
dan komunitas global.
b. Strategi Corporate yang diterapkan dalam
manajemen sekolah dirancang untuk menerapkan strategi sekolah dalam mencapai
tujuan sesuai visi misi sekolah
4.
Implementasi strategi
Organisasi Sekolah
Proses
implementasi strategi manajemen sekolah meliputi keseluruhan kegiatan
manajerial yang mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi, penghargaan
manajemen, dan proses pengawasan.
Menurut Schendel
dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat administrasi, yakni :
a.
Struktur, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala
sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
b.
Proses, yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan
masing-masing personal
c.
Tingkah laku yaitu prilaku yang menggambarkan motivasi, semangat
kerja, penghargaan, disiplin, etika dan seterusnya.
B.
Penggunaan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Arti
dan Makna Manajemen Berbasis Sekolah Di Amerika menurut Edward E. Lawler (1994)
dengan penerapan model Manajemen Berbasis Sekolah ternyata dapat meningkatkan
kualitas belajar-mengajar, disebabkan adanya mekanisme yang lebih efektif dan
lebih cepat dalam pengambilan keputusan, memberikan dorongan semangat kinerja
baru sebagai motivasi berprestasi para kepala sekolah dalam melakukan tugasnya
sebagai manajer sekolah. Manajemen berbasis sekolah diartikan sebagai model
manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah , sehingga rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat yang mengakibatkan
peningkatan rasa tanggung jawab dan dedikasi warga sekolah.
Manajemen berbasis
sekolah diselenggarakan melalui beberapa model, yaitu :[3]
1.
Peningkatan Peranan Guru
2.
Peningkatan wawasan penggelolaan pengajaran melalui studi penelitian
dan kajian pustaka
3.
Penyamaan visi semua pihak dalam proses perubahan untuk memfokuskan
arah baru merealisasikan penyelenggaran program dengan sistem manajemen
berbasis sekolah.
Model MBS menurut
Eric Digest (1995) menggemban dua dimensi pemahaman, yaitu :
1.
The goverance reform in school management yaitu menyangkut reformasi
dalam manajemen sekolah, menyangkut pentingnya membangun otonomi sekolah untuk
merespon aspirasi stakeholdernya.
2.
An overall push for curruculum and instructional reform yaitu
menyangkut reformasi pengemban kurikulum dan pengajaran, terbukanya peluang
bagi pengembangan inovasi dalam proses belajar mengajar.
Tujuan
Penerapan (MBS) Model Manajemen Berbasis sekolah mewujudkan tata kerja yang lebih
baik dalam 4 hal, yakni : [4]
1.
Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf
2.
Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di
sekolah
3.
Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,
penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
4.
Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder Prinsip
dan Esensi MBS Prinsip umum yang patut menjadi pedoman dalam pelaksanaan model
manajemen berbasis sekolah.
menurut Satori (2001:7) [5]
1.
Memiliki visi misi dan strategi ke arah pencapaian mutu pendidikan
, khususnya mutu peserta didik sesuai dengan jenjang sekolah masing-masing
2.
Berpijak pada power sharing (berbagi kewenangan), pengelolaan
pendidikan sepatutnya berlandaskan pada keinginan saling mengisi, saling
membantu dan menerima berbagai kekuasaan/kewenangan sesuai fungsi dan peran
masing-masing.
3.
Adanya profesionalisme semua bidang dan berbagai komponen baik para
praktisi pendidikan, pengelola, dan manager pendidikan lainnya termasuk
profesionalisme Dewan Pendidikan di kabupaten/kota maupun Komite Sekolah di
satuan Pendidikan
4.
Meningkatkan partisipasi masyarakat yang kuat termasuk orang tua
peserta didik.
5.
Komite sekolah sebagai institusi dapat menopang keberhasilan visi
dan misi sekolah
6.
Adanya transparasi dan akuntabilitas manajemen sekolah baik dilihat
dari akuntabilitas manajemen maupun akuntabilitas finansial.
Manajemen
berbasis sekolah mempunyai esensi yaitu pada hakekatnya sekolah memiliki
kewenangan (otonomi) yang lebih besar dalam mengelolah sekolah tetapi bukan
egois apalagi arogan, sehingga sekolah tersebut lebih mandiri, inovatif dan
kreatif.
Karakteristik
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah : [6]
1.
Prestasi Belajar dan manajemen sekolah yang efektif
2.
Kepemimpinan sekolah yang visioner dan berjiwa enterpreneuship
3.
Menempatkan kewenangan yang bertumpu pada sekolah dan masyarakat
4.
Senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
5.
Melakukan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, dan
evalusi kinerja sesuai visi misi untuk mencapai tujuan dan target sekolah
6.
Kesejahteraan personal sekolah yang cukup
7.
Pengelolaan dan penggunaan anggaran yang tepat sasaran dan dapat
dipertanggung jawabkan
C.
Penerapan Model MBS Meningkatkan Mutu Sekolah
1.
Mutu sekolah yang berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk
memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu.
Dalam
dunia pendidikan, standar tersebut menurut Depdiknas (2001:2) dapat dirumuskan
melalui hasil belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara
kuantitatif, dan pengamatan yang bersifat kualitatif, khususnya untuk
bidang-bidang pendidikan sosial. Mutu pendidikan harus dipayakan untuk mencapai
kemajuan yang dilandasi oleh suatu perubahan terencana.
Peningkatan mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi
yaitu : [7]
a.
peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademis untuk
memberi dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh mencapai mutu
pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman
b.
Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan
hidup yang esensial yang dicakupi oleh pendidikan berlandas luas, nyata dan
bermakna.
Sekolah
dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi didik
menunjukan pencapaian yang tinggi dalam :
1)
Prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai kelulusan memenuhi
standar yang ditentukan.
2)
Memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanaan, dan mampu
mengapresiasi nilai-nilai budaya
3)
Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan
dalam bentuk keterampilan sesuai dasar ilmu yang diterimanya disekolah
2.
Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan akan berdampak dari berbagai aspek, yaitu : [8]
a.
Efektifitas proses pembelajaran bukan sekadar transfer pengetahuan
atau mengingat dan menguasai pengetahuan tentang apa yang diajarkan melainkan
lebih menekankan kepada internalisasi mengembangkan aspek-aspek kognitif,
afektif, psikomotor dan kemandirian
b.
Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi tujuan, sasaran
melalui program yang dilaksanakan secara berencana , bertahap, kreativitas,
inovasi, efektif dan mempunyai kemampuan manajerial
c.
Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif: guru merupakan salah
satu faktor yang strategis pada satu sekolah sekolah, dituntut untuk mempunyai
kreativitas dan keuletan dalam menggelola proses pembelajaran untuk menjadikan
peserta didik aktif, dan kreatif melalui pengembagan KBK.
d.
Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis;
kebersamaan merupakan karakteristik sekolah, karena out put pendidikan hasil
kolektif warga sekolah bukan hasil individual menjadi persyaratan penting untuk
memperoleh mutu yang kompetetif. Sekolah memiliki kemandirian , yaitu sekolah
mempunyai kemampuan dan kesanggupan kerja secara maksimal dan tidak selalu
bergantung pada petunjuk atasan dan harus mempunyai sumber daya potensial dan
yang berkompeten di bidangnya masing-masing
BAB III
KESIMPULAN
1.
Manajemen strategis dalam manajemen sekolah adalah suatu pendekatan
yang sistematik dalam menyelenggarakan programnya untuk mencapai tujuan sekolah.
2.
a. Peningkatan Peranan Guru
b. Peningkatan wawasan penggelolaan pengajaran melalui studi
penelitian dan kajian pustaka
c. Penyamaan visi semua pihak dalam proses perubahan untuk memfokuskan
arah baru merealisasikan penyelenggaran program dengan sistem manajemen
berbasis sekolah.
3.
a. Mutu sekolah yang berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu
produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu.
b.Indikator Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
Barner,
Tony. 1998. Kaizen Strategies for Successful Leadership (Kepemimpinan
Sukses). Jakarta: Interaksara.
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit
Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Nurkolis.
2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Arcaro, Jarome S. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu:
Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Fattah, Nanang, (2004). Konsep Manajemen
Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah.
Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy.
Murniati, (2008). Manajemen Stratejik. Peran Kepala
Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Sagala, Syaiful, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah
dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: PT Nimas
Multima)
[1] Barner, Tony. 1998. Kaizen Strategies
for Successful Leadership (Kepemimpinan Sukses). Jakarta: Interaksara.
Hal.75
[2] Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru
Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi
Aksara.hal. 160
[4] Arcaro, Jarome S. 2006. Pendidikan
Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan.
Yogyakarta. Hal. 170
[5] Bafadal,
Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi
menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara hal. 78
[6] Fattah, Nanang, (2004). Konsep
Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy.
Hal,34
[7] Murniati, (2008). Manajemen
Stratejik. Peran Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka
Media Perintis.hal, 99
[8] Sagala, Syaiful, (2006). Manajemen
Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu.
Jakarta: PT Nimas Multima), hal,56