BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu
dihadapkan pada pilihan-pilihan
atau alternatif dan pengambilan keputusan.
Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yang
menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia
melakukan atau membuat pilihan-pilihan di antara
sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya
berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian masalah yakni upaya untuk
menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan
saat ini dan keadaan yang diinginkan.
Yang jadi pertanyaan Kenapa manusia itu
sering kali dihadapkan pada suatu masalah dan kerap kali dihadapkan pada suatu
pilihan untuk mengambil keputusan?
Oleh karena itulah dalam makalah ini
kami akan menjelaskan tentang pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian pemecahan masalah dan pengambilan keputusan?
2.
Bagaimana
memahami peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?
3.
Tehnik
apa sajakah yang digunakan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah?
4.
Bagaimanakah
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah adalah sesuatu
yang harus diselesaikan atau dipecahkan (KBBI), suatu situasi menghambat
organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan (James Stoner), sesuatu yang
menyimpang dari apa yang diharapkan atau direncanakan atau ditentukan untuk
dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan (Prajudi
Atmosudirjo), suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai
pada saat ini dan hasil yang diharapkan (Roger Kaufman), situasi atau kondisi
yang akan datang dan tidak diinginkan (Dorothy Craig), atau sesuatu yang
memerlukan jawaban, apabila tidak segera dijawab akan menimbulkan risiko. Pemecahan
masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi
diamati kemudian bila ditemukan ada masalah, mengurangi atau menghilangkan
masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi.[1]
Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian
dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan
tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang
akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan
telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1.
G. R. Terry :
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.
Claude S.
Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.
Horold dan
Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
4.
P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah
suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
B.
Memahami Peranan Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
Sebelum
membahas tentang peran kepemimpinan terlebih dahulu kita akan memaparkan
tentang pengertian peran kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah
pencapaian tujuan.[2]
Dalam
pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain,
terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga
melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi.[3]
Sedangkan
pengertian peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang
dalam posisi tertentu.[4]
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan
adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat
besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan
dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan,
seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam
tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekwensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya.
Menurut Robbins seorang
pemimpin dituntut untuk memiliki keterampilan,yaitu keterampilan teknis
meliputi keterampilan dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki,
keterampilan manusiawi meliputi kemampuan kerjasama,memahami dan memotivasi
orang lain dan kerampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan dalam
pengambilan keputusan.[5]
Menurut Timpe
menjelaskan bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan. Pertama, gaya
otoritas yaitu kepemimpinan yang membuat keputusan sendiri karena kekuasaan
terpusatkan dalam diri satu orang. Ia memilkul tanggungjawab dan wewenang
penuh, pengawasan bersifat ketat, keputusan dipaksakan. Kedua, gaya
demokratis yaitu kepemimpinan yang berkonsultasi dengan kelompok mengenai
masalah yang menarik perhatian, komunikasi berjalan dengan lancar, saran dibuat
dua arah dan memperkenakan bawahan untuk menetapkan sasaran yang menantang. Ketiga
,gaya kendali bebas yaitu kepemimpinan yang memberi kekuasaan kepada bawahan,
kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya
sendiri.[6]
Menurut Henry Mintzberg,
ada tiga peran utama seorang pemimpin,yaitu: Peran yang bersifat interpersonal,
Peran yang yang bersifat informasional, dan Peran yang bersifat
pengambil keputusan.
Peran yang bersifat
interpersonal artinya seorang pemimpin harus tampil dalam berbagai upacara
resmi,harus mampu memberi bimbingan dan harus mengembangkan hubungan kerjasama
dengan bawahan.
Peran yang bersifat
informasional, serorang pemimpin harus mengikuti dan memperoleh informasi
seluruh kegiatan, harus selalu memberi informasi kepada bawahan dan
menjadi juru bicara organisasi.
Peran yang bersifat
pengambil keputusan, artinya seorang pemimpin harus berusaha memperbaiki dan
mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya, harus mampu mengatasi segala
hambatan yang dihadapi, mengatur segala sumber daya (manusia,
sarana, biaya dan lain-lain) dan berperan mewakili setiap hubungan kerja
dengan satuan kerja lainnya (juru bicara).
Peran
pimpinan dalam pengambilan keputusan biasanya secara bersama-sama
dengan bawahan melakukan pemilihan dari beberapa alternatif yang ada untuk
menentukan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan segala aspek dan mampu mencari alternatif pemecahan masalah,
menganalisis setiap alternatif yang rasional dan sesuai kebutuhan. Informasi
yang cukup dan baik, maka keputusan yang dibuat terjamin tingkat
keakuratannya.
C. Tehnik Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Ada beberapa tehnik pengambilan keputusan yang bisa digunakan dalam sebuah
organisasi yaitu:
a. Kewenangan tanpa diskusi,
metode ini sering digunakan kalangan militer dan cepat dalam memutuskan dan
cocok kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan
rutin yang tidak perlu didiskusikan.
b. Pendapat ahli, metode ini
akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli
tidak diragukan kemampuannya dalan hal tertentu oleh anggotanya.
c. Kesepakatan, metode ini
melibatkan berbagai unsur dalam mengambil sebuah keputusan, seluruh anggota
berpartisipasi penuh . Metode ini sangat penting khusus yang berhubungan dengan
persoalan yang kritis dan kompleks
Beberapa tehnik
yang sering digunakan dalam pemecahan masalah adalah :
a.
Metode diskusi
Merupakan teknik pemecahan masalah yang terjadi
dalam kelompok dan harus diambil keputusan atau alternative pemecahan masalahnya.
Permasalahan tersebut dipecahkan dengan musyawarah atau jika tidak terjadi
kesepakatan dapat ditempuh dengan jalan voting.
b.
Brain storming
( curah pendapat)
Merupakan teknik pemecahan masalah secara
kelompok dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anggota kelompok
untuk menyampaikan pendapat secara bebas dalam membahas suatu masalah, yang
perlu diperhatikan dalam teknik ini, yaitu jangan ada usaha mengevaluasi
gagasan selama proses curah ide berlangsung.
c.
Brain writing
Brain writing merupakan teknik pemecahan
masalah dengan menyampaikan ide atau pendapat melalui tulisan di atas potongan
kertas/ metaplan. Keuntungan metode ini adalah setiap orang dapat menyampaikan
pendapatnya.
d.
Synectic
Synetic merupakan teknik pemecahan masalah
dengan menekankan aktivitas spontan dari otak dan sistem saraf dalam mengadakan
eksplorasi dan transformasi permasalahan.
D.
Pengambilan
Keputusan dan Pemecahan Masalah dalam Pendidikan
Menurut Siagian
(1991) bahwa terdapat aspek-aspek tertentu bersifat internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam
pendidikan.
Adapun
aspek internal tersebut antara lain :
a. Pengetahuan.
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Biasanya semakin luas pengetahuan seseorang semakin
mempermudah pengambilan keputusan.
b. Aspek kepribadian.
Aspek kepribadian ini tidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya bagi
pengambilan keputusan.
Sementara aspek eksternal dalam pengambilan keputusan,
antara lain :
a)
Kultur.
Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu. Hal
ini berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
b)
Orang
lain. Orang lain dalam hal ini menunjuk
pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama
orang dekat) dalam melakukan pengambilan
keputusan. Sedikit banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan
pada gilirannya juga berpengaruh pada perilaku individu dalam mengambil
keputusan.[7]
Seorang pemimpin pendidikan harus mampu
menjadi pemecah masalah bagi dirinya
dan orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai
seorang pemimpin, karena mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus berani
mengambil keputusan. Karena posisinya sebagai problem solver, ia harus
benar-benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusan yang
diambilnya sudah dipertimbangkan secara matang, yang dapat
dilakukan melalui studi kasus, pengamatan, maupun
wawancara terfokus.
Pemimpin pendidikan sebagai problem
solver dituntut untuk memiliki kreativitas
dalam memecahkan masalah dan
mengembangkan alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif
untuk memecahkan masalah dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a)
Tahap
orientasi masalah, yaitu merumuskan masalah
dan mengindentifikasi aspek -aspek masalah
tersebut. dalam prospeknya, si pemikir mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dipikirkan.
b)
Tahap preparasi. Pikiran
harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu
diproses untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi.
c)
Tahap inkubasi.
Ketika pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan
pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan
bekerja secara otomatis untuk mencari pemecahan masalah.
d)
Tahap
iluminasi. Proses inkubasi berakhir, karena si pemikir
mulai mendapatkan ilham serta serangkaian
pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah.
e)
Tahap
verifikasi, yaitu melakukan pengujian atas pemecahan
masalah tersebut, apabila gagal maka tahapan sebelummnya harus di ulangi
lagi.[8]
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pemecahan
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau
dipecahkan (KBBI), suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau
lebih tujuan (James Stoner), sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan
atau direncanakan atau ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan
menuju tercapainya tujuan (Prajudi Atmosudirjo), suatu kesenjangan yang perlu
ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan
(Roger Kaufman), situasi atau kondisi yang akan datang dan tdk diinginkan (Dorothy
Craig), atau suatu yang memerlukan jawaban, apabila tidak segera dijawab akan
menimbulkan risiko. Pemecahan
masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi
diamati kemudian bila ditemukan ada masalah, mengurangi atau menghilangkan
masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi.
Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian
dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan
tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang
akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
2.
Menurut Timpe menjelaskan bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan.
Pertama, gaya otokratis
Kedua, gaya demokratis
Ketiga ,gaya kendali bebas
Menurut Henry Mintzberg,
ada tiga peran utama seorang pemimpin,yaitu: Peran yang bersifat interpersonal,
Peran yang yang bersifat informasional, dan Peran yang bersifat
pengambil keputusan.
Peran yang bersifat pengambil
keputusan, artinya seorang pemimpin harus berusaha memperbaiki dan
mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya, harus mampu mengatasi segala
hambatan yang dihadapi, mengatur segala sumber daya (manusia,
sarana, biaya dan lain-lain) dan berperan mewakili setiap hubungan kerja
dengan satuan kerja lainnya (juru bicara).
Peran
pimpinan dalam pengambilan keputusan biasanya secara bersama-sama
dengan bawahan melakukan pemilihan dari beberapa alternatif yang ada untuk
menentukan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan segala aspek dan mampu mencari alternatif pemecahan masalah,
menganalisis setiap alternatif yang rasional dan sesuai kebutuhan. Informasi
yang cukup dan baik, maka keputusan yang dibuat terjamin tingkat
keakuratannya.
3. Ada beberapa tehnik
pengambilan keputusan yang bisa digunakan dalam sebuah organisasi yaitu:
a) Kewenangan tanpa diskusi
b) Pendapat ahli
c) Kesepakatan
Beberapa tehnik
yang sering digunakan dalam pemecahan masalah adalah :
a.
Metode diskusi
b.
Brain storming
( curah pendapat)
c.
Brain writing
d.
Synectic
4.
Menurut Siagian
(1991) bahwa terdapat aspek-aspek tertentu bersifat internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam
pendidikan.
Adapun
aspek internal tersebut antara lain :
c. Pengetahuan
d. Aspek kepribadian
Sementara aspek eksternal dalam pengambilan keputusan,
antara lain :
c)
Kultur
d)
Orang
lain
Pemimpin pendidikan sebagai problem
solver dituntut untuk memiliki kreativitas
dalam memecahkan masalah dan mengembangkan
alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif untiuk memecahkan masalah
dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a)
Tahap
orientasi masalah
b)
Tahap preparasi
c)
Tahap inkubasi
d)
Tahap iluminasi
e)
Tahap
verifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Aunur R.
Mulyanto, REKAYASA PERANGKAT LUNAK JILID 1, (Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2009)
Veithzal
Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007)
Robbins, Stephen P. Organizational Behavior, New Jersey:
Pearson Education,Inc,2003
Timpe, A.Dale, Seri Manajemen Sumberdaya Manusia: Kepemimpinan.
PT. Gramedia,2002
Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen
Pendidikan Nasional. 2007)
[1] Aunur
R. Mulyanto, REKAYASA PERANGKAT LUNAK JILID 1, (Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2009), hal 12.
[2] Kamal,
“Kepemimpinan dalam Organisasi,” dalam http://nda-kamal.blogspot.com/html.
(21Nopember 2009),29
[3] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 149
[7] Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2007)
[8] Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen
Pendidikan Nasional. 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar