Sabtu, 06 Desember 2014

manajemen strategi sekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan satu bentuk agenda reformasi pendidikan di Indonesia yang menjadi sebuah kebutuhan untuk memberdayakan peranan sekolah dan masyarakat dalam mendukung pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara esensial Manajemen Berbasis Sekolah menawarkan diskursus ketika sekolah tampil secara relatif otonom, dengan tidak mereduksi peran pemerintah, terutama dalam bidang pendanaan.
Hal tersebut tentunya akan berakibat pada mutu pendidikan. Apabila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada pimpinan dari para profesional pendidikan. Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan perubahan yang akan bermuara pada sistem pendidikan bangsa kita. Dan lebih jelasnya kami akan membahasnya dalam makalah kami.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu manajemen strategi sekolah?
2.       Bagaimana Penggunaan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu?
3.   Penerapan apakah yang digunakan  Model MBS Meningkatkan Mutu Sekolah?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Manajemen Strategi Sekolah
menurut Yuwono dan Ikhsan (2004:1) biasanya dihubungkan dengan pendekataan manajemen yang integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen seperti planning, implementing, dan controling dari strategi bisnis. Dalam manajemen strategik pada dunia pendidikan menggunakan konsep strategik untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan.  Ansof  berpendapat bahwa, manajemen strategik ialah suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen, mengondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat perusahaan (sekolah) menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.
Manajemen strategik khususnya pada strategi kebijakan dapat dilakukan jika keputusan merupakan keputusan bersama, bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih dari alternatif terbaik. Konsep strategik ini melibatkan secara langsung semua manager di semua level dalam planning dan implementasinya. (dalam sekolah meliputi : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, tenaga kependidikan,wali kelas dan personal kelas).
Menurut Pearce dan Robinson (1991:9) manajemen strategik memiliki keuntungan :
1.      Kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan sekolah menghindari masalah
2.      Keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya merupakan keputusan alternatif terbaik
3.      Keterlibatan pegawai dalam memformulasikan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka dan meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Manajemen strategis dalam manajemen sekolah adalah suatu pendekatan yang sistematik dalam menyelenggarakan programnya untuk mencapai tujuan sekolah. Unsur-unsur strategi dalam manajemen sekolah bertitik tolak pada ruang lingkup atau batasan di mana sekolah itu bergerak, menetapkan mutu layanan belajar, mutu lulusan yang dihasilkan, memenuhi keinginan masyarakat akan mutu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Bagaimana posisi majemen strategik dan implementasi strategik dalam manejemen strategik dapat dilihat dalam skema :[1]
Perumusan Visi dan Misi Asesmen Lingkungan Perumusan Tujuan Khusus Penentuan Strategi.
1.      Perumusan Misi yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya bereksistensi
2.      Asesmen lingkungan eksternal yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah
3.      Asesmen organisasi yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumberdaya sekolah secara optimal
4.      Perumusan tujuan khusus yaitu penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakan dalam tujuan tiap-tiap mata pelajaran
5.      Penentuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediaka anggaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.
Perumusan Visi dan Misi Asesmen Lingkungan Eksternal Proses Formulasi Strategi
1.      Visi dan Misi sekolah
            Visi sekolah adalah sebuah agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas sekolah. Dalam konteks sekolah visi dirumuskan oleh jajaran sekolah dalam rapat kerja yang finalnya dirumuskan oleh pejabat terkait dalam sekolah. Dengan demikan visi sekolah adalah agenda tujuan yang terdiri dari dorongan, ruang lingkup, persyaratan, prioritas, implikasi, tindakan, kecakapan atau kemampuan melihat dan memahami untuk berimajinasi dalam mempersiakan masa datang.[2]
             Misi sekolah adalah aspirasi kepala sekolah, guru tenaga kependidikan, dan masyarakat sekolah lainnya yang akan dijadikan elemen fundamental penyelenggaraan program sekolah dalam pandangan sekolah dengan alasan yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai sekolah.
2.      Tujuan dan Target sekolah
            Tujuan sekolah dilihat dari sudut manajemen strategik adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang menghasilkan kesepakatan umum merupakan sumber legitimasi yang membenarkan setiap kegiataan sekolah mengenai misi dalam menentukan bidang kerja, macam dan volume pekerjaan yang harus dilakukan dan senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh sekolah, serta eksistensi sekolah itu sendiri.
3.      Penentuan strategi Organisasi Sekolah
            Ada 2 tingkatan dalam strategi organisasi dalam majemen bisnis :
a.       Sociental adalah bagaimana organisasi bermaksud untuk berfungsi sebagai anggota dekat komunitas, masyrakat, negara, dan komunitas global.
b.      Strategi Corporate yang diterapkan dalam manajemen sekolah dirancang untuk menerapkan strategi sekolah dalam mencapai tujuan sesuai visi misi sekolah
4.       Implementasi strategi Organisasi Sekolah
            Proses implementasi strategi manajemen sekolah meliputi keseluruhan kegiatan manajerial yang mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi, penghargaan manajemen, dan proses pengawasan.
            Menurut Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat administrasi, yakni :
a.       Struktur, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
b.      Proses, yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan masing-masing personal
c.       Tingkah laku yaitu prilaku yang menggambarkan motivasi, semangat kerja, penghargaan, disiplin, etika dan seterusnya.
B.     Penggunaan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Arti dan Makna Manajemen Berbasis Sekolah Di Amerika menurut Edward E. Lawler (1994) dengan penerapan model Manajemen Berbasis Sekolah ternyata dapat meningkatkan kualitas belajar-mengajar, disebabkan adanya mekanisme yang lebih efektif dan lebih cepat dalam pengambilan keputusan, memberikan dorongan semangat kinerja baru sebagai motivasi berprestasi para kepala sekolah dalam melakukan tugasnya sebagai manajer sekolah. Manajemen berbasis sekolah diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah , sehingga rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat yang mengakibatkan peningkatan rasa tanggung jawab dan dedikasi warga sekolah.
      Manajemen berbasis sekolah diselenggarakan melalui beberapa model, yaitu :[3]
1.      Peningkatan Peranan Guru
2.      Peningkatan wawasan penggelolaan pengajaran melalui studi penelitian dan kajian pustaka
3.      Penyamaan visi semua pihak dalam proses perubahan untuk memfokuskan arah baru merealisasikan penyelenggaran program dengan sistem manajemen berbasis sekolah.
            Model MBS menurut Eric Digest (1995) menggemban dua dimensi pemahaman, yaitu :
1.      The goverance reform in school management yaitu menyangkut reformasi dalam manajemen sekolah, menyangkut pentingnya membangun otonomi sekolah untuk merespon aspirasi stakeholdernya.
2.      An overall push for curruculum and instructional reform yaitu menyangkut reformasi pengemban kurikulum dan pengajaran, terbukanya peluang bagi pengembangan inovasi dalam proses belajar mengajar.
Tujuan Penerapan (MBS) Model Manajemen Berbasis sekolah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam 4 hal, yakni : [4]
1.      Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf
2.      Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah
3.      Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
4.      Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder Prinsip dan Esensi MBS Prinsip umum yang patut menjadi pedoman dalam pelaksanaan model manajemen berbasis sekolah.
 menurut Satori (2001:7) [5]
1.                Memiliki visi misi dan strategi ke arah pencapaian mutu pendidikan , khususnya mutu peserta didik sesuai dengan jenjang sekolah masing-masing
2.                Berpijak pada power sharing (berbagi kewenangan), pengelolaan pendidikan sepatutnya berlandaskan pada keinginan saling mengisi, saling membantu dan menerima berbagai kekuasaan/kewenangan sesuai fungsi dan peran masing-masing.
3.                Adanya profesionalisme semua bidang dan berbagai komponen baik para praktisi pendidikan, pengelola, dan manager pendidikan lainnya termasuk profesionalisme Dewan Pendidikan di kabupaten/kota maupun Komite Sekolah di satuan Pendidikan
4.                Meningkatkan partisipasi masyarakat yang kuat termasuk orang tua peserta didik.
5.                Komite sekolah sebagai institusi dapat menopang keberhasilan visi dan misi sekolah
6.                Adanya transparasi dan akuntabilitas manajemen sekolah baik dilihat dari akuntabilitas manajemen maupun akuntabilitas finansial.
Manajemen berbasis sekolah mempunyai esensi yaitu pada hakekatnya sekolah memiliki kewenangan (otonomi) yang lebih besar dalam mengelolah sekolah tetapi bukan egois apalagi arogan, sehingga sekolah tersebut lebih mandiri, inovatif dan kreatif.
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah : [6]
1.      Prestasi Belajar dan manajemen sekolah yang efektif
2.      Kepemimpinan sekolah yang visioner dan berjiwa enterpreneuship
3.      Menempatkan kewenangan yang bertumpu pada sekolah dan masyarakat
4.      Senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
5.      Melakukan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, dan evalusi kinerja sesuai visi misi untuk mencapai tujuan dan target sekolah
6.      Kesejahteraan personal sekolah yang cukup
7.      Pengelolaan dan penggunaan anggaran yang tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan
C.     Penerapan Model MBS Meningkatkan Mutu Sekolah
1.      Mutu sekolah yang berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu. 
                    Dalam dunia pendidikan, standar tersebut menurut Depdiknas (2001:2) dapat dirumuskan melalui hasil belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif, dan pengamatan yang bersifat kualitatif, khususnya untuk bidang-bidang pendidikan sosial. Mutu pendidikan harus dipayakan untuk mencapai kemajuan yang dilandasi oleh suatu perubahan terencana.
             Peningkatan mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi yaitu : [7]
a.       peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademis untuk memberi dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman
b.      Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup yang esensial yang dicakupi oleh pendidikan berlandas luas, nyata dan bermakna.
Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi didik menunjukan pencapaian yang tinggi dalam :
1)      Prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai kelulusan memenuhi standar yang ditentukan.
2)      Memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanaan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya
3)      Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dasar ilmu yang diterimanya disekolah
2.      Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan akan berdampak dari berbagai aspek, yaitu : [8]
a.       Efektifitas proses pembelajaran bukan sekadar transfer pengetahuan atau mengingat dan menguasai pengetahuan tentang apa yang diajarkan melainkan lebih menekankan kepada internalisasi mengembangkan aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kemandirian
b.      Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi tujuan, sasaran melalui program yang dilaksanakan secara berencana , bertahap, kreativitas, inovasi, efektif dan mempunyai kemampuan manajerial
c.       Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif: guru merupakan salah satu faktor yang strategis pada satu sekolah sekolah, dituntut untuk mempunyai kreativitas dan keuletan dalam menggelola proses pembelajaran untuk menjadikan peserta didik aktif, dan kreatif melalui pengembagan KBK.
d.      Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis; kebersamaan merupakan karakteristik sekolah, karena out put pendidikan hasil kolektif warga sekolah bukan hasil individual menjadi persyaratan penting untuk memperoleh mutu yang kompetetif. Sekolah memiliki kemandirian , yaitu sekolah mempunyai kemampuan dan kesanggupan kerja secara maksimal dan tidak selalu bergantung pada petunjuk atasan dan harus mempunyai sumber daya potensial dan yang berkompeten di bidangnya masing-masing











BAB III
KESIMPULAN
1.      Manajemen strategis dalam manajemen sekolah adalah suatu pendekatan yang sistematik dalam menyelenggarakan programnya untuk mencapai tujuan sekolah.
2.      a. Peningkatan Peranan Guru
b. Peningkatan wawasan penggelolaan pengajaran melalui studi penelitian dan kajian pustaka
c. Penyamaan visi semua pihak dalam proses perubahan untuk memfokuskan arah baru merealisasikan penyelenggaran program dengan sistem manajemen berbasis sekolah.
3.      a. Mutu sekolah yang berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu.
b.Indikator Keberhasilan












DAFTAR PUSTAKA
Barner, Tony. 1998. Kaizen Strategies for Successful Leadership (Kepemimpinan Sukses). Jakarta: Interaksara.
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Arcaro, Jarome S. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Fattah, Nanang, (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah.  Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy.
Murniati, (2008). Manajemen Stratejik. Peran Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Sagala, Syaiful, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: PT Nimas Multima)



                       
























[1] Barner, Tony. 1998. Kaizen Strategies for Successful Leadership (Kepemimpinan Sukses). Jakarta: Interaksara. Hal.75
[2] Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.hal. 160
                               
[3] Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.hal, 137
[4] Arcaro, Jarome S. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta. Hal. 170

[5] Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara hal. 78
[6] Fattah, Nanang, (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah.  Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy. Hal,34

[7] Murniati, (2008). Manajemen Stratejik. Peran Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.hal, 99
[8] Sagala, Syaiful, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: PT Nimas Multima), hal,56