NAMA :
NUR HANIFAH
SEMESTER/PRODI : V/ MPI
PELAJARAN :
MANAJEMEN KONFLIK
DOSEN :
H. HAMID SYARIF
Apatis dapat didefinisikan sebagai sikap tidak mau peduli, masa
bodoh, dan acuh tak acuh (menurut kamus besar bahasa indonesia). Apatisme biasa
muncul untuk merefleksikan sikap yang acuh tidak acuh dan ketidakpedulian
terhadap suatu permasalahan atau keadaan yang terjadi.
Sikap apatis dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: rasa
bosan, ketidaktahuan atau intimidasi, akibat dari arus globalisasi informasi
tanpa batas juga menjadikan seseorang itu apatis, cuek dan semaunya sendiri.
Untuk mencegah dan mengatasi sikap apatis adalah harus dilakukan
upaya penyadaran terhadap orang yang bersangkutan dengan cara melakukan
pembinaan secara benar. Melakukan penyadaran untuk kembali mengkondusifkan
suasana berfikir kritis dan berani bertindak, memang membutuhkan waktu tidak
sebentar, namun usaha-usaha menghidupkan kembali melalui diskusi-diskusi kecil
yang bisa menjadi bola salju yang besar masih terus berjalan dengan masih
hidupnya organisasi. Berfikir yang progresif, menjadikan mana yang harus lebih
diprioritaskan. Atau dengan cara cari tahu apa sesungguhnya yang menjadi
problemnya sehingga orang tesebut bersifat apatis, ketika sudah diketahui
kemudian berikanlah nasehat kepadanya dan bantu menyeleseikannya, atau paling
tidak buatlah dia merenungkannya dengan cara memberikan kepadanya waktu
berfikir. Bisa juga dengan cara sebagai berikut:
1.
Tidak
malas mikir. Yang dialami pemuda sekarang adalah malas mikir, malas baca.
Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi yang menawarkan aneka macam produk
hedonis membuat mahasiswa harus kuat dan mau bekerja keras mengatur waktunya.
Rajin baca berita, baca koran, rajin menonton berita di tv mengenai isu-isu
bangsa terkini serta mendiskusikannya, bisa jadi mengurangi rasa apatis kita.
2.
Bergabung
dengan organisasi. Mahasiswa mungkin beranggapan, ngapain sih capek-capek
organisasi, apa sih manfaatnya??? Mendingan aku pulang kerumah atau ke kosan,
istirahat. Nah banyak dari kita belum memahami pentingnya berorganisasi dalam
hidup. Sel yang begitu kecilpun melakukan organisasi yang disebut organisasi
kehidupan, sehingga menjadi manusia/makhluk hidup. Dalam masyarakat pun,
mustahil seseorang tidak berorganisasi. Dalam keluarga juga ada organisasi, ada
yang mencari nafkah ada yang bertugas mengurus rumah dan sebagainya. Dalam
dunia kerja coba sebutkan apakah ada pekerjaan yang dilakukan secara
individu??? Tidak ada. Dan dalam kenegaraanpun pasti ada organisasi. Jadi amat
besar manfaatnya berorganisasi bagi mahasiswa sebagai tempat adaptasi sebelum
menghadapi masyarakat sesungguhnya. Dalam organisasi juga merupakan wadah
brainstorming mengenai permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar