Sabtu, 06 Desember 2014

makalah filsafat pendidikan islam


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan islam di indonesia seringkali berhadapan dengan berbagai problematika, sebagai sebuah sistem pendidikan islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lain saling berkaitan. Akan tetapi, sering kali dilakukan apa adanya, tanpa perencanaan konsep yang matang sehingga mutu pendidikan islam kurang berjalan sesuai yang diharapkan.
Menyikapi hal tersebut, filsafat pendidikan islam, berupaya mencari kebenaran sedalam dalamnya, pembentukan teori-teori  ataupun pembaharuan dalam pelaksaan pendidikan islam yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Berdasarkan sumber-sumber yang shohih yaitu al-Qur’an dan al-Hadist. Kajian filsafat pendidikan islam dari segi ontologi, epistemologi, dan aksiologi memberikan manfaat besar bagi kita sebagai calon pendidik, ontologi membahas tentang hakekat pendidikan islam, epistemologi membahas sumber-sumber pendidikan islam, serta aksiologi mengupas nilai-niali pendidikan islam. Selengkapnya akan dibahas dalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah ontologi pendidikan islam?
2.      Apakah epistemologi pendidikan islam?
3.      Apakah aksiologi pendidikan islam?
C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui dan memahami ontologi pendidikan islam
2.      Untuk mengetahui dan memahami epistemologi pendidikan islam
3.      Untuk mengetahui dan memahami aksiologi pendidikan islam 




BAB II
PEMBAHASAN
1.      Ontologi pendidikan islam
Ontologi pendidikan islam membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan islam baik secara ontologis, pendidikan islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk berakal dan berfikir, jika manusia bukan makhluk berfikir, tidak ada pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai usaha pengembangan diri manusia, dijadikan alat untuk mendidik.[1]
Objek telaah ontologi  adalah  yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya (Noeng Muhadjir)
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran ontologi ini adalah apa objek yang ditelaah, bagaimana wujud yang haqiqi dari objek tersebut, bagaimana pula hubungan objek tersebut dengan daya pikir dan penangkapan manusia.[2]
Kajian ontologi ini tidak dapat dipisahkan dengan sang pencipta. Alloh telah membekalkan beberapa potensi kepada kita untuk berfikir. Pertanyaan selanjutnya apakah sebenarnya hakekat pendidikan islam itu? Kata kunci tentang pendidikan islam yaitu :
a.      Ta’lim>kata ini digunakan sejak priode awal pelaksaan pendidikan islam, mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama atau benda ciptaan Alloh, Rasyid Ridha, mengatakan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. [3]
b.      Tarbiyah>kata ini berasal dari kata rabb, mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang kedalamannya sudah termasuk makna mengajar.[4]
c.       Ta’dib> syed Muhammad al-attas mengungkapkan istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan islam adalah al-ta’dib, kata ini bearti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan.[5]
Dari ketiga kata kunci diatas, berbagai pakar telah merumuskan tentang pendidikan islam sebagai berikut:
a.      Ahmad.D.Marimba mengatakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.[6] 
b.      M.Yusuf al qardawi mengatakan pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.[7]
c.       Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh ]seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.[8]
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam adalah suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi islam.
Dengan demikian secara ontologis pemahaman tentang pendidikan islam tidak dapat dipisahkan dengan Alloh selaku pencipta manusia. Karena pendidikan islam ditujukan pada terbentuknya kepribadian muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya,yakni menjadi pengabdi Alloh.
Ketiga kata kunci tentang pendidikan islam diatas disebutkan dalam al-qur’an dan hadist. berikut ini: “dan dia mengajarkan kepada adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakan kepada malaikat, lalu berfirman; “ sebutkan kepada ku jika kamu memang orang-orang yang benar”(al-baqoroh ayat:31) “wahai tuhanku kasihanilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku dimasa kecil.”(al-isra’ ayat:24)
Hadist nabi Muhammad SAW, “aku dididik oleh tuhanku (addabani rabbi) maka dia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan (fa ahsana ta’dibi).
2.      Epistemologi pendidikan islam
Epistemologi pendidikan islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan islam, pendidikan islam bersumber dari Alloh SWT, yang maha mengetahui sesuatu,hukum-hukum yang diciptakan Allohpun dapat difahami dengan berbagai metode dan pendekatan, penidikan islam merujuk pada nilai-nilai Al-Qur’an yang universal dan abadi, serta didukung oleh hadist nabi Muhammad SAW.
Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan yang lain, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai suatu hal.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemilogi  ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni.[9] 
Objek materi  ilmu pendidikan islam yaitu anak didik. Sedangkan objek formalnya adalah perbuatan mendidik yang membawa anak kearah tujuan pendidikan islam sehingga secara epistemologi, kurikulum pendidikan islam harus merujuk pada al-qur’an dan hadist, antara lain sebagai berikut:
a.      Larangan mempersekutukan Allah
b.      Berbuat baik kepada orang tua
c.       Memelihara,mendidik, dan membimbing anak sebagai tanggung jawab terhadap amanat Allah
d.      Menjauhi perbuatan keji dalam bentuk sikap lahir dan bathin
e.       Menjauhi permusuhan dan tindakan tercela
f.       Menyantuni anak yatim
g.      Tidak melakukan perbuatan diluar kemampuan
h.      Berlaku jujur dan adil
i.        Menepati janji dan menunaikan perintah Allah
j.        Berpegang teguh kepada ketentuan hukum Allah
Sumber-sumber yang menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya ada pada surat Al-alaq, 99:ayat 1-5 “bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, dia mengajar pada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan mengatur waktu (QS.Al-Ashr, 103:1-3). “demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Manusia mendapatkan bagian dari apa yang telah dikerjakan, (QS.An-najm, 53-39). “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”
Manusia sebagai mahkluk yang memiliki keterikatan dengan moral atau dengan sopan santun (QS.Al-Ankabut 29:8).
“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepadaKU-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”
Dari sebagian ayat diatas, jelaslah bahwa sumber-sumber pendidikan islam berasal dari Alloh SWT, sang maha pencipta. Al-qur’an sebagai pedoman hidup manusia.
3.      Aksiologi pendidikan islam
Ajaran islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara islami, sesuai dengan tuntunan Alloh SWT, Aksiologi pendidikan islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan islam, nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan islam, diantaranya:
a.      Mengandung petunjuk akhlak
b.      Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi dan kebahagiaan diakhirat
c.       Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik
d.      Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia akhirat
Menurut Abuddin Nata tujuan pendidikan islam, untuk mewujudkan manusia yang saleh, taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akhirat.[10]
Muhammad Athiyah al-Abrasy mengatakan “the first and highest goal of islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Alloh, jadi menurut islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Alloh, yang dimaksud menghambakan diri adalah beribadah kepada Alloh, islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Alloh, tujuan manusianitu menurut Alloh adalah beribadah kepada Alloh, Sedalam surat Ad-dzariat ayat 56 yang artinya “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia  melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKU”.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat kami simpulkan tujuan utama pendidikan islam adalah untuk mendapatkan rido Alloh, degan pendidikan islam diharapkan lahir individu yang baik, bermoral, sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga, masayrakat, negara dan umat manusia secara keseluruhan, meraih kebahgiaan dunia akhirat.
Objek telaah aksiologi adalah penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai dari klasifikasinya, tujuan pengetahuan serta perkembangannya, dengan begitu bila tujuan keilmuan menyelidiki inseminasi buatan maka dalam prakteknya kita tidak sepantasnya melakukan kepada seorang gadis suci, oleh karena itu ada kajian moral.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan, bagaimana hubungan penggunaan pengetahuan itu digunakan, bagaimana hubungan penggunaan pengetahuan ilmiah dengan moral etika, bagaimana penentuan objek yang diteliti secara moral, bagaimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral,[11]
Beberapa indikator dari tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yaitu:
a.      Tercapainya anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
b.      Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kesalehan emosional, sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah dikehidupannya.
c.       Tercapainya anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah Alloh dan Rosululloh, dengan melaksanakan rukun islam yang lima mengerjakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menjalankan sholat lima waktu, menjalankan ibadah puasa, menunaikan zakat, dan menunaikan haji ke baitulloh bila mampu














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Ontologi pendidikan islam membahas hakekat tentang pendidikan islam, dirumuskan dalam tiga konsep yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Pendidikan islam merupakan suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan sesuai dengan ideologi islam.
2.      Epistemologi pendidikan islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan islam, pendidikan islam bersumber dari Alloh SWT, yaitu Al-qur’an dan Hadist.
3.      Aksiologi pendidikan islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan islam, diharapkan lahir individu-individu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga, masayrakat, negara dan ummat manusia secara keseluruhan, meraih kebahagiaan dunia akhirat.
















Daftar Pustaka
Basri Hasan,  Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung; Pustaka Setia, 2009)
Nata Abuddin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta; Kencana, 2008)
syafiie Inu kencana, Pengantar Filsafat, ( Bandung; Refika Aditama, 2010)
Jalaluddin,  Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 2012)






  



















[1] Hasan Basri, filsafat pendidikan islam, (bandung; pustaka setia, 2009), 18
[2] Inu kencana syafiie, pengantar filsafat, ( bandung; refika aditama, 2010), 9
[3] H.Jalaluddin, filsafat pendidikan islam, (jakarta; kalam mulia, 2012), 124
[4] H.Jalaluddin, filsafat pendidikan islam, (jakarta; kalam mulia, 2012),124
[5] [5] H.Abuddin Nata, manajemen pendidikan, (jakarta; kencana, 2008) 43
[5] H.Jalaluddin, filsafat pendidikan islam, (jakarta; kalam mulia, 2012),126
[6] H.Abuddin Nata, manajemen pendidikan, (jakarta; kencana, 2008) 43
[7] H.Abuddin Nata, manajemen pendidikan, (jakarta; kencana, 2008) 43
[8] H.Abuddin Nata, manajemen pendidikan, (jakarta; kencana, 2008) 43
[9] Inu kencana syafiie, pengantar filsafat, ( bandung; refika aditama, 2010),10
[10] H.Abuddin Nata, manajemen pendidikan, (jakarta; kencana, 2008)
[11] Inu kencana syafiie, pengantar filsafat, ( bandung; refika aditama, 2010),11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar